Fenomena Hubungan Berbeda Agama
Hi Guys... Topik ini sudah kuno tapi saya posting lagi untuk mengingat kembali cerita lama tentang hubungan entah itu berpacaran atau telah menikah namun beda agama.
Sebuah hubungan pada dasarnya dimulai dari hati, barulah kemudian memikirkan tentang perbedaan ini saat hubungan sudah mulai memasuki batas serius. Nah di saat seperti ini lah sebuah keputusan akan susah untuk di ambil. Kebanyakan para pasangan akan meributkan hal ini, dan hanya beberapa yang mampu menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Salah satu cara yang mereka tempuh adalah si Romeo ikut si Juliet atau si Juliet ikut si Romeo. Nah ada juga pasangan yang lebih memilih untuk menikah namun masih mempertahankan Agama masing-masing. Saling menghormati dan saling menjaga keyakinan masing-masing. Sahabat Blog mungkin anda berfikiran bahwa ini salah satu jalan yang baik. Saya juga sedikit berfikiran seperti itu. Tapi setelah ditelusur lagi. Bagaimana dengan keturunan kita nanti? Ada yang menjawab : "Biarkan saja nanti mereka memilih Agama sesuai yang mereka yakini" dan ada juga yang menjawab : "jika mempunyai keturunan lebih dari satu maka satu ikut Agama ibu dan satu lagi ikut Agama Ayah.
Hummm... kalo difikir-fikir boleh juga jika sang anak setuju , karena kita tahu bahwa Agama tidak bisa dipaksakan. Tapi apakah hal itu baik? dan khususnya di Indonesia pernikahan berbeda Agama (tetap mempertahankan Agama masing-masing) tidak diizinkan... Nah lalu bagaimana? Siapa yang akan disalahkan untuk hal-hal demikian?
Jika anda termasuk orang yang belum mengalami kisah seperti ini atau mungkin baru saja akan memulai kisah seperti ini, ada baiknya anda membaca tulisan saya yang berjudul :
Menghindari sebuah permasalahan dalam hubungan jangka panjang atau baca juga Tips memilih pasangan yang baik dari sejak pertama anda mengenalnya
Nah kembali ke permasalahan hubungan berbeda Agama. Di lingkungan saya telah terbukti banyak terjadi pernikahan yang berbeda Agama yang bahagia. Beberapa di antara merka mampu untuk saling menghormati dan saling menjaga Keyakinan dan Agama mereka masing-masing. Kuncinya adalah menyadari bahwa Agama memang tidak bisa dipaksakan. dan saling menyadari bahwa Agama adalah tanggung jawab kita masing-masing, bukan keluarga ataupun orang tua. Sebuah hubungan bisa saja berjalan baik walau masing-masing pihak tetap mempertahankan Agama sendiri. Tapi perlu diketahui sangat sulit untuk menerima hal-hak tersebut. Jika salah akan menjadi Fatal pada akhirnya.
Ada pula cerita tentang pernikahan berbeda Agama dimana empat orang bersaudara kandung telah membina keluarga masing-masing. Dan uniknya keempat bersaudara itu mempunyai suami dan istri dari Agama yang berbeda-beda. sehingga membentuk sebuah keluarga besar baru untuk mereka. Sisi positifnya adalah mereka mampu saling menghormati dan menyelaraskan kehidupan mereka dengan saling memberikan toleransi. Saya sempat bertanya kepada salah satu anggota keluarga mereka, bagaimana bisa mereka membina hubungan yang sangat baik padahal mereka berbeda Keyakinan. Dan jawabanya sederhana, mereka mengerti bahwa Agama adalah pedoman hidup mereka masing-masing dan harus dipertanggung jawabkan masing-masing. Setiap agama mengajarkan tentang hal-hal yang mengarah kepada kebaikan, Jadi apa gunanya jika ajaran kebaikan tersebut malah tidak mampu kita resapi apalagi sampai menimbulkan permusuhan atau permasalahan dalam kehidupan.
Mencintai sebuah Agama adalah Wajib. dan menjaga sebuah keyakinan adalah kebutuhan kita. Nah hal kecil yang selalu dianggap sepele adalah bagaimana kita menjaga Keindahan Agama kita di mata Agam lain. dan Bagaimana memandang indah Agama lain di dalam menjalankan Agama kita sendiri. Betapan indahnya jika semua ajaran baik yang kita kenal tetap menjadi baik dan mampu menjadikan seluruh kehidupan menjadi lebih baik.
Selanjutnya akan saya posting sedikit pandangan tentang menjaga kerukunan antar umat ber Agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar